Bawang
putih merupakan salah satu rempah-rempah yang banyak dibutuhkan sebagai bumbu
dapur saat memasak. Bawang putih juga bisa membantu menurunkan tekanan darah
tinggi dan kolesterol, serta mengandung zat aktif alisin atau senyawa sulfur
yang mampu meningkatkan system imun tubuh sehingga dapat dimanfaatkan untuk mengobati
penyakit kronis seperti kanker. Namun, apakah juga bisa untuk pengobatan HIV?
Human Immunodeficiency Virus/HIV adalah virus yang menyerang dan mengubah sistem imun
yang menyebabkan resiko dan dampak dari infeksi maupun penyakit semakin tinggi.
HIV menyerang spesifik system imun sel
T, dimana sel T memiliki peran untuk membunuh virus dan tumor yang berkembang
di dalam tubuh. Ketika sel T hancur oleh HIV, maka tubuh akan lebih mudah
terserang penyakit. Tanpa penanganan yang cepat dan tepat, virus ini akan
berkembang menjadi Acquired
Immunodeficiency Syndrome/AIDS.
HIV
adalah infeksi sepanjang hidup, hingga saat ini belum ditemukan pengobatan yang
bisa menyembuhkan HIV secara total. Penyebaran virus ini hanya bisa melalui
cairan tubuh, seperti darah, sekresi vagina, cairan semen, dan ASI. Apabila
seseorang melakukan hubungan dengan penderita HIV, atau melakukan tukar suntik
yang tidak steril setelah digunakan penderita HIV, maka akan sangat mudah virus
HIV menyebar ke orang yang sehat. Termasuk bila bayi yang memiliki ibu
penderita HIV akan ikut tertular HIV. Seseorang yang telah terinfeksi HIV tidak
akan merasakan gejala yang jelas selama beberapa tahun, sehingga sangat sulit
untuk diidentifikasi penderitanya.
Penelitian
International Journal of STD & AIDS mengindikasikan
bahwa beberapa bentuk dari suplemen bawang putih bisa mengurangi tingkat
antivirus tertentu. Namun pada penelitian lain pada 77 wanita terdeteksi HIV
yang mengonsumsi dalam waktu singkat suplemen bawang putih tidak dapat
mempengaruhi intensitas pengobatan antiretroviral, jumlah sel CD4, atau hasil
lainnya.
Dalam
pengobatan menggunakan suplemen bawang putih, perlu dikatahui efek samping yang
bisa dirasakan, seperti mual, muntah, diare, rasa tidak enak di mulut, dan
pencernaan. Maka harus didiskusikan dengan dokter terkait dosis yang tepat.
Kandungan
dalam bawang putih sangat kompleks. Zat alisin bahkan bisa berubah cepat
menjadi bentuk kimiawi lainnya. Oleh karena itu, peneliti belum memahami
bagaimana interaksi sebenarnya antara bawang putih sebagai pengobatan HIV.
Sumber
:
https://www.medicalnewstoday.com/articles/324150.php
https://www.medicalnewstoday.com/articles/17131.php